Grand Opening Akhirussannah ke-40, KH. Muhammad Chamzah Hasan Sampaikan Pesan tentang Ilmu dan Kebodohan

KH. Muhammad Chamzah Hasan, S.Pd.I menyampaikan pesannya mengenai Ilmu dan Kebodohan

Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin mengadakan Grand Opening Akhirussanah ke-40 pada Senin, 28 Januari 2025. Yang menandai dimulainya rangkaian kegiatan akhir tahun di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin. Acara ini menjadi ajang pembukaan berbagai agenda penting yang akan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan, termasuk ulangan Madrasah Diniyah, imtihan musabaqah (perlombaan) Akhirussanah, peringatan haul, serta puncak acara berupa chaflah yang dijadwalkan berlangsung pada 19–20 Februari 2025 mendatang.

Dalam Grand Opening ini, KH. Muhammad Chamzah Hasan, S.Pd.I., memberikan sambutan yang berisi motivasi serta nasihat berharga bagi para santri. Beliau mengutip Surah Al-Mujadallah ayat 11

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadallah [58]: 11)

Ayat ini mengandung pesan, bahwa ilmu memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah. Semakin seseorang berilmu, semakin tinggi pula posisinya, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, ilmu yang dimaksud bukan sekadar pengetahuan yang dimiliki, melainkan bagaimana seseorang terus berusaha untuk belajar dan tidak merasa puas dengan apa yang telah diketahuinya.

KH. Muhammad Chamzah Hasan menegaskan bahwa seorang yang benar-benar berilmu adalah mereka yang selalu haus akan pembelajaran dan tidak pernah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki. Sebaliknya, seseorang yang merasa dirinya sudah alim (berilmu) dan tidak mau belajar lagi justru menunjukkan kebodohannya.

Beliau juga menyampaikan beberapa tanda-tanda seseorang yang disebut bodoh, bukan dalam arti tidak memiliki kecerdasan, tetapi karena sikap dan perilakunya yang menghambat dirinya untuk berkembang dalam ilmu. Beberapa tanda tersebut antara lain

  1. Merasa dirinya paling benar.

      Orang yang tidak memiliki wawasan luas cenderung menutup diri dari kritik dan saran orang lain. Ia meyakini bahwa pendapatnya adalah yang paling benar dan menolak masukan dari orang lain. Sikap keras kepala seperti ini membuatnya sulit untuk berkembang dan memahami sudut pandang yang lebih luas.

      2. Mudah tersinggung dan anti kritik

      Orang bodoh memiliki ego yang tinggi dan tidak tahan terhadap kritik. Ketika seseorang memberikan nasihat atau saran, alih-alih menerima dengan lapang dada, ia justru merasa diserang dan marah. Sikap ini menghambatnya untuk berkembang dan memperbaiki diri.

      3. Malas dan kurang dalam motivasi belajar.

      Seseorang yang tidak memiliki semangat belajar cenderung tidak mau berusaha meningkatkan ilmunya. Ia tidak bisa membagi waktu dengan baik dan lebih memilih bermalas-malasan daripada berusaha mencari pengetahuan baru.

        4. Mudah tertipu dan kurang tepat mengambil keputusan

            Orang yang minim ilmu lebih mudah terpengaruh oleh informasi yang salah dan sering kali mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang. Ia hanya melihat sesuatu dari sudut pandang yang sempit dan tidak memiliki visi jangka panjang.

            Untuk memperkuat pesan yang disampaikan, KH. Muhammad Chamzah Hasan menyampaikan sebuah kisah kisahkan bahwa pernah, Nabi Muhammad SAW. mendatangi pintu masjid, di situ beliau melihat setan berada di sisi pintu masjid. Kemudian Nabi SAW bertanya, “Wahai Iblis apa yang sedang kamu lakukan di sini?” Maka Setan itu menjawab, “Saya hendak masuk masjid dan akan merusak shalat orang yang sedang shalat ini, tetapi saya takut pada seorang lelaki yang tengah tidur ini.”

             Maka jelaslah “Tidurnya orang alim lebih ditakuti iblis dibandingkan ibadahnya orang bodoh.” Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki ilmu akan selalu berada dalam lindungan Allah, bahkan saat ia sedang beristirahat. Sebaliknya, orang yang beribadah tanpa pemahaman yang benar cenderung mudah terjerumus ke dalam kesalahan dan tipu daya setan.

            Leave a Reply

            Your email address will not be published. Required fields are marked *

            Previous Post

            Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Tahun Ajaran 2025/1446 H

            Related Posts
            Total
            0
            Share