Kalender Hijriah yang digunakan umat Islam memang berbeda dengan kalender Masehi. Pasalnya, penentuan masuknya awal bulan Hijriah ditentukan berdasarkan posisi bulan dan diperlukan pengamatan dan perhitungan secara matematis maupun astronomis untuk melakukannya. Maka dari itu tentunya terjadi beberapa perbedaan diantara beberapa organisasi/kelompok hal ini didasari karena perbedaan metode, cara perhitungan dsb.
Adapun beberapa metode yang umum digunakan di Indonesia ialah Rukyatul hilal dan Hisab hakiki wujudul hilal.
Rukhyatul hilal (perhitungan yang digunakan oleh Nahdlatul Ulama)
ialah metode penentuan hilal atau awal bulan Ramadhan perlu didasarkan pada penglihatan dan pengamatan keberadaan bulan baru secara langsung di ufuk barat setelah tenggelamnya matahari. Hasil perhitungan Rukhyatul hilal tahun 2024 oleh Lembaga Falakiyah PBNU memberikan informasi bahwa penerapan hilal 29 Syaban 1445 H dijadwalkan pada Ahad Legi, 10 Maret 2024. Menetapkan bahwa 1 Ramadhan 2024 jatuh pada hari selasa 12 maret 2024, dengan point sebagai berikut:
- Ijtima atau konjungsi terjadi pada Ahad Legi, 10 Maret 2024, pukul 16:00:50 WIB di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
- Tinggi hilal mencapai 0 derajat 11 menit 25 detik.
- Posisi matahari terbenam berada pada 3 derajat 55 menit 36 detik selatan titik barat.
- Hilal Terletak pada 5 derajat 7 menit 23 detik selatan titik barat dan pada 1 derajat 11 menit 27 detik selatan matahari dengan miring ke arah selatan dan elongasi sebesar 2 derajat 30 menit 25 detik.
Hisab hakiki wujudul hilal (perhitungan yang digunakan Muhammadiyah)
ialah menggunakan metode yang didasarkan pada perhitungan astronomis untuk menentukan posisi bulan. Dengan metode ini, 1 Ramadhan dapat diprediksi jauh hari. Adapun hasil perhitungan menggunakan hisab hakiki wujudul hilal yang diumumkan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 2024 jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Memiliki beberapa poin sebagai berikut:
- Pada hari Ahad Legi, 29 Syaban 1445 H, yang bersamaan dengan 10 Maret 2024 M, terjadi ijtimak jelang Ramadhan 1445 H pada pukul 16:07:42 WIB.
- Tinggi bulan saat matahari terbenam di Jogja (-07° 48′ LS dan λ = 110° 21′ BT) adalah +00° 56′ 28″ (hilal sudah wujud).
- Pada saat matahari terbenam pada Ahad, 10 Maret 2024 M, bulan berada di atas ufuk di sebagian besar wilayah Indonesia (hilal sudah wujud), kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
- Di Wilayah Indonesia, 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M.
Adapun dari perbedaan metode perhitungan diatas menyebabkan perbedaan masuknya awal Ramadhan pada beberapa kelompok/organisasi bahkan negara untuk Indonesia sendiri Organisasi seperti NU Metepakan 1 ramadhan 1445 H jatuh pada tanggal 12 Maret 2024, dan negara lainnya yang juga menetapkan tanggal 12 maret 2024 ialah negara oman, Pakistan, asutralia, malaysia, Brunei darussalam dan iran, untuk Organisasi Muhammadiyah di Indonesia menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada tanggal 11 Maret 2024 dan terdapat Arab Saudi dan Qatar yang menetapkan tanggal yang sama.
Pondok pesantren Tanbihul Ghofilin sendiri mengikuti metode dari Organisasi Nahdlatul Ulama yang juga sejalan dengan Pemerintahan Indonesia. dengan begitu Pondok pesantren tanbihul ghofilin melaksanakan ibadah shalat tarawih malam ini dan menjalankan ibadah puasa pertama besoknya pada tanggal 12 maret 2024.
(riaa)