Dalam Rangka Hari Santri, Wakil Gubernur Jawa Tengah Ajak Santri Tanbihul Ghofilin Berjihad

Wakil Gubernur Jawa Tengah dan Pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin dalam acara “Nandur Wit Kanggo Saklawase Urip”

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau yang kerap disapa Gus Yasin mengajak para santri Tanbihul Ghofilin dan Masyarakat sekitar untuk berjihad menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini dilakukan melalui Program “Nandur Wit Kanggo Kebecikan Saklawase Urip” yang berada di Desa Bandingan, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara pada Sabtu (25/10/2025).

 

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati Banjarnegara, perwakilan dari Senior Manager PT Indonesia Power UBP Mrica, serta Pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin. Dalam kegiatan itu, Gus Yasin bersama para peserta menanam berbagai jenis pohon buah, seperti durian, alpukat, dan mangga, sebagai simbol kepedulian terhadap kelestarian alam.

 

Gus Yasin menyampaikan bahwa pondok pesantren memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran menjaga lingkungan. Ia menekankan bahwa jihad di masa kini dapat diwujudkan melalui aksi nyata dalam merawat bumi dan menghindarkan alam dari kerusakan.

 

“Pondok pesantren dulu mengisi Sejarah resolusi jihad dengan mengusir penjajah, namun sekarang jihad itu kita lanjutkan dengan mempertahankan.  salah satunya dengan lingkungan kita jaga. Dengan menanam pohon, Santri benar-benar menunjukkan motivasi aksi dalam menjaga bumi ini.” Tutur Gus Yasin.

 

Menurutnya, menanam pohon bukan hanya sebatas simbolis, tetapi merupakan wujud tanggung jawab moral dan spiritual. Sebagai bagian dari ajaran Islam, menjaga alam merupakan perintah agama dan manifestasi dari nilai khalifah fil ard manusia sebagai penjaga bumi.

 

Program “Nandur Wit” sendiri menjadi simbol sinergi antara pemerintah daerah, pesantren,  industri, dan masyarakat dalam menghadirkan solusi terhadap isu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul kesadaran kolektif bahwa menjaga alam bukan hanya kewajiban pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

 

Masih dalam suasana Hari Santri, Jihad hari ini bukan lagi dengan senjata, tetapi bisa dengan cangkul dan bibit pohon, menanam kebaikan untuk kehidupan yang lebih hijau untuk generasi mendatang.

(ans)

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Ngaji Bandongan Kitab Ngidzotun Nasyi'in bersama KH. Hakim Annaisaburi, Lc

Menjadi Kaya Raya, Apakah Berbahaya?

Next Post

Tanbihul Ghofilin menjadi Tuan Rumah Pelantikan Jam’iyyah Mudarosatil Qur’an Lil Hafizhat (JMQH) Banjarnegara

Related Posts
Total
0
Share