Jika berdoa, maka hadapkanlah wajahmu kepada Pemberi Rezeki, bukan kepada objek yang diminta.
Barang siapa berdoa, tapi menghadapkan wajah kepada permohonan, maka tidak akan dikabulkan. Seharusnya menghadapkan wajah kita pada yang mengabulkan permohonan (Allah).
Berdoa itu jangan mengharapkan hasil yang mutlak, harus A atau B atau C. Seolah kita lebih mengerti dari Yang Maha Mengatur. Jangan memaksa. Jangan menaruh khawatir terhadap pengabulannya, apa yang diberikan adalah yang terbaik pada saat itu.
Semua karunia Allah itu “dibeli” dengan amalan tertentu, baik itu dengan doa, dengan perbuatan, dengan shadaqah, thalabul ‘ilmi, apapun itu dengan harapan ditolong Allah SWT.
Ke-shiddiq-an membawa kepada kebenaran tertinggi. Ada shadaqah, ada shiddiq, ada shaadiq. Shiddiqin itu orang yang telah diperkuat dengan Nur Ilmu.
Tetapi harus dimulai dengan kejujuran (shaadiq), yaitu kejujuran kepada diri sendiri. Jika mengerjakan yang tidak sesuai dengan diri lalu memaksakan diri karena mengharapkan harta atau pangkat, sebenarnya itu sudah tidak jujur kepada diri sendiri. https://www.instagram.com/p/CMPJ5Hdnn1j/